Thursday 26 November 2015

Contoh Kajian Pustaka PTK Kelas 1 SD Mata pelajaran IPS

KAJIAN PUSTAKA

HAKIKAT IPS
Hakikat IPS  adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”. Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya.
Hingga saat ini, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hanyalah sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences), maupun ilmu pendidikan (Somantri, 2001 : 89). Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila (Somantri, 2001 : 103)
Dengan demikian, maka untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, IPS diimplemementasikan sebagai Social Studies dan untuk tingkat pendidikan tinggi sebagai Social Science Education. Menurut Depdikbud (1994), IPS yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah. Sedangkan untuk jenjang pendidikan menengah didasarkan pada bahan kajian pokok Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata Negara, dan Sejarah.

PROSES BELAJAR MENGAJAR IPS
            Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000:5). Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti (Usman, 2000:5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan  proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemeran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu nproses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000:4).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPS meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPS.

Media
i.      Media Pembelajaran
Menurut Heinich dkk (1996), media secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Media memiliki beberapa fungsi, salah satunya : Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. Pengalaman  tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kegagalan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut.

ii.      Media Gambar
Media gambar merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter satu atau beberapa tokoh yang diperankan dalam suatu cerita dan secara implisit memuat konsep-konsep atau pelajaran IPS. Media gambar yang menarik dan menyenangkan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Menurut Iqbal (2002), proses penciptaan media gambar sebagai media pembelajaran pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan penciptaan media gambar - media gambar pada umumnya, namun pada media gambar pembelajaran cenderung mengandung nilai plus, artinya selain memuat persoalan dan pelajaran (matematika, bahasa, ataupun pelajaran yang lain) juga harus mengandung “sense of humor”. Adanya humor dapat  melahirkan kesan positif dan rasa menyenangkan anak dalam belajar, tanpa merasa adanya beban.
Media gambar menjadi pilihan karena adanya kecenderungan banyak siswa, terutama siswa SD, lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti media gambar dan majalah jika dibandingkan dengan membaca buku pelajaran. Jika media gambar disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media gambar dapat dijadikan “teman yang baik” dalam belajar sehingga dapat menjadi sumber ilmu. Ide penciptaan media gambar bukan berarti siswa dibawa ke situasi aktivitas hiburan dan bermain semata, melainkan dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar IPS mereka.
Media gambar merupakan fasilitator belajar bagi siswa untuk menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu, penggunaan media gambar dapat  mengurangi peran guru sebagai pengajar karena dalam penyusunannya dapat dimasukkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggiring siswa pada penemuannya.



iii.     Media Gambar Foto
Media gambar berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Yang termasuk media gambar adalah gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, kartun, komik, poster, peta dan lain-lain. Media gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Gambar fotografi bisa diperoleh dari berbagai sumber. ambar yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar pada tiap jenjang pendidikan dan berbagai displin ilmu (Sudjana 2000: 78).

1.    Pengertian dan Konsep Media Foto
Media foto termasuk salah satu media grafis yang termasuk media visual. Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif  murah salah satunya adalah foto. Pengertian media foto menurut Umar Hamalik, (1994 : 95) adalah “segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran”. Pengertian lainnya media foto adalah gambar tetap dua dimensi yang yang merupakan hasil dari teknologi camera yang menyerupai bentuk aslinya (Nana Sudjana : 1991). Pengertian foto menurut A. Tabrani (1996) yaitu gambar dua dimensi yang melukiskan pikiran yang menerjemahkan konsep menjadi lebih realistik.
2.    Fungsi Media Foto
Media foto mempunyai fungsi (Yusup Hadimiarso : 1990) antara lain :
a.    Untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
b.    Untuk menarik perhatian.
c.    Pesan disampaikan dalam simbol-simbol visual.
d.   Dapat digunakan untuk belajar mengajar.
e.    Memperjelas sajian idea tau pesan.
f.                          Mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat  
     dilupakan.

Di samping fungsi media foto, ada beberapa kelebihan dan kelemahan media foto. Beberapa kelebihannya antara lain :
a.    Sifatnya konkrit, lebih realistik menunjukkan kenyataan dibanding
     verbalitas.
b.    Foto dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
c.    Foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan pengamatan kita dan
     memperjelas suatu masalah.
d.   Murah harganya dan dapat dipergunakan.

Di samping kelebihannya media foto mempunyai kelemahannya antara lain:
a.    Foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b.    Foto benda yang paling kompleks kurang efektif
c.    Ukurannya terbatas untuk kelompok besar

      A.      Peristiwa Menyenangkan
Di muka bumi ini ada berbagai peristiwa yang terjadi, baik peristiwa kecil maupun peristiwa besar. Setiap peristiwa memiliki kesan-kesan tersendiri, baik kesan sedih maupun kesan yang menyenangkan, bahkan kesan yang tak terlupakan. Menurut Indrastuti, Penny Rahmawati (2008), peristiwa adalah suatu kejadian yang dialami oleh seseorang. Setiap anak pasti mengalami peristiwa di dalam keluarganya. Setiap peristiwa penting yang dialami setiap keluarga berbeda-beda. Peristiwa menyenangkan patut diingat dan menjadi semangat dalam menjalani kegiatan. Hikmah dibalik peristiwa  menyenangkan adalah kita harus selalu bersyukur atas karunia yang diberikan tuhan kepada kita. Contoh peristiwa menyenangkan seperti menempati rumah baru, mendapat peringkat satu, merayakan pesta ulang tahun, berlibur ke suatu tempat dll. Pembelajaran menceritakan peristiwa menyenangkan merupakan Indikator yang disederhanakan guru dari indikator menceritakan peristiwa menyenangkan yang dialami diri sendiri pada kompetensi dasar 2.1 Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga dan standar kompetensi 2, mendeskripsikan lingkungan rumah dari silabus IPS kelas I tahun ajaran 2012/2012 Kabupaten Mojokerto.
     
     B.     Hasil Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik yang dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

     C.    Hubungan Media Gambar Dengan Hasil Belajar Siswa
Media foto termasuk salah satu media grafis yang termasuk media visual. Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah salah satunya adalah foto. Media foto adalah “segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran”. Pengertian lainnya media foto adalah gambar tetap dua dimensi yang yang merupakan hasil dari teknologi camera yang menyerupai bentuk aslinya serta melukiskan pikiran yang menerjemahkan konsep menjadi lebih realistik. Jika media gambar disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media gambar dapat dijadikan “teman yang baik” dalam belajar sehingga dapat menjadi sumber ilmu.
Hasil belajar merupakan hal yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
            Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya media gambar foto sebagai pendukung dalam kegiatan belajar mengajar maka hasil-hasil belajar menjadi optimal. Makin tepat media pembelajaran yang diterapkan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu. Hal ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


           





















 

Rockidealism
Blog Berbagi Hal sederhana Updated at: 23:26

No comments: