KAJIAN
PUSTAKA
HAKIKAT
IPS
Hakikat IPS
adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula
sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada
melalui handphone dan internet.
Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan
lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus
informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa
“orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara
alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber
daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi
bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan
daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan penduduk yang
menempatinya.
Hingga saat ini, Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) hanyalah sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu-ilmu sosial (social
sciences), maupun ilmu pendidikan (Somantri, 2001 : 89). Pendidikan IPS
adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan
tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang
berdasarkan Pancasila (Somantri,
2001 : 103)
Dengan demikian, maka untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah, IPS diimplemementasikan sebagai Social Studies dan untuk tingkat
pendidikan tinggi sebagai Social Science
Education. Menurut Depdikbud (1994), IPS yang diajarkan di tingkat
pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi,
dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah. Sedangkan untuk jenjang
pendidikan menengah didasarkan pada bahan kajian pokok Geografi, Ekonomi,
Sosiologi, Antropologi, Tata Negara, dan Sejarah.
PROSES
BELAJAR MENGAJAR IPS
Proses dalam pengertian disini
merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar
yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter
independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000:5). Belajar
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Misalnya dari tidak bisa
menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti (Usman, 2000:5).
Mengajar
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan proses
belajar.
Proses
belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemeran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu
nproses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman,
2000:4).
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPS meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPS.
Media
i.
Media
Pembelajaran
Menurut
Heinich dkk (1996), media secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala
sesuatu yang membawa informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Media
memiliki beberapa fungsi, salah satunya : Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. Pengalaman tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kegagalan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut.
ii.
Media
Gambar
Media gambar
merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter satu atau beberapa tokoh
yang diperankan dalam suatu cerita dan secara implisit memuat konsep-konsep
atau pelajaran IPS. Media gambar yang menarik dan menyenangkan dapat memotivasi
siswa dalam belajar. Menurut Iqbal (2002), proses penciptaan media gambar
sebagai media pembelajaran pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan penciptaan
media gambar - media gambar pada umumnya, namun pada media gambar pembelajaran
cenderung mengandung nilai plus, artinya selain memuat persoalan dan pelajaran
(matematika, bahasa, ataupun pelajaran yang lain) juga harus mengandung “sense of humor”. Adanya humor dapat melahirkan kesan positif dan rasa
menyenangkan anak dalam belajar, tanpa merasa adanya beban.
Media gambar
menjadi pilihan karena adanya kecenderungan banyak siswa, terutama siswa SD,
lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti media gambar dan majalah jika
dibandingkan dengan membaca buku pelajaran. Jika media gambar disusun secara
sistematis sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media gambar dapat dijadikan
“teman yang baik” dalam belajar sehingga dapat menjadi sumber ilmu. Ide
penciptaan media gambar bukan berarti siswa dibawa ke situasi aktivitas hiburan
dan bermain semata, melainkan dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar IPS
mereka.
Media gambar
merupakan fasilitator belajar bagi siswa untuk menemukan sendiri jawaban atas
permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu, penggunaan media gambar dapat mengurangi peran guru sebagai pengajar karena
dalam penyusunannya dapat dimasukkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menggiring siswa pada penemuannya.
iii. Media Gambar Foto
Media gambar berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar. Yang termasuk media gambar adalah gambar, foto,
grafik, bagan atau diagram, kartun, komik, poster, peta dan lain-lain. Media
gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Gambar
fotografi bisa diperoleh dari berbagai sumber. ambar yang diperoleh dari
berbagai sumber dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan
belajar mengajar pada tiap jenjang pendidikan dan berbagai displin ilmu (Sudjana
2000: 78).
1. Pengertian
dan Konsep Media Foto
Media
foto termasuk salah satu media grafis yang termasuk media visual. Selain
sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah salah satunya adalah foto. Pengertian
media foto menurut Umar Hamalik, (1994 : 95) adalah “segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun
pikiran”. Pengertian lainnya media foto adalah gambar tetap dua dimensi yang
yang merupakan hasil dari teknologi camera yang menyerupai bentuk aslinya (Nana
Sudjana : 1991). Pengertian foto menurut A. Tabrani (1996) yaitu gambar dua
dimensi yang melukiskan pikiran yang menerjemahkan konsep menjadi lebih
realistik.
2. Fungsi
Media Foto
Media foto mempunyai fungsi (Yusup Hadimiarso : 1990) antara
lain :
a. Untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
b. Untuk
menarik perhatian.
c. Pesan
disampaikan dalam simbol-simbol visual.
d. Dapat
digunakan untuk belajar mengajar.
e. Memperjelas
sajian idea tau pesan.
f.
Mengilustrasikan
atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan.
Di samping fungsi media foto, ada beberapa kelebihan dan
kelemahan media foto. Beberapa kelebihannya antara lain :
a. Sifatnya
konkrit, lebih realistik menunjukkan kenyataan dibanding
verbalitas.
b. Foto
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
c. Foto
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan pengamatan kita dan
memperjelas
suatu masalah.
d. Murah
harganya dan dapat dipergunakan.
Di samping kelebihannya media foto mempunyai kelemahannya
antara lain:
a. Foto
hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Foto
benda yang paling kompleks kurang efektif
c. Ukurannya
terbatas untuk kelompok besar
A.
Peristiwa Menyenangkan
Di muka bumi ini ada berbagai
peristiwa yang terjadi, baik peristiwa kecil maupun peristiwa besar. Setiap
peristiwa memiliki kesan-kesan tersendiri, baik kesan sedih maupun kesan yang
menyenangkan, bahkan kesan yang tak terlupakan. Menurut Indrastuti, Penny Rahmawati (2008), peristiwa adalah
suatu kejadian yang dialami oleh seseorang. Setiap anak pasti mengalami
peristiwa di dalam keluarganya. Setiap peristiwa penting yang dialami setiap
keluarga berbeda-beda. Peristiwa menyenangkan patut diingat dan menjadi
semangat dalam menjalani kegiatan. Hikmah dibalik peristiwa menyenangkan adalah kita harus selalu
bersyukur atas karunia yang diberikan tuhan kepada kita. Contoh peristiwa
menyenangkan seperti menempati rumah baru, mendapat peringkat satu, merayakan
pesta ulang tahun, berlibur ke suatu tempat dll. Pembelajaran menceritakan
peristiwa menyenangkan merupakan Indikator yang disederhanakan guru dari indikator
menceritakan peristiwa menyenangkan yang dialami diri sendiri pada kompetensi
dasar 2.1 Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di
lingkungan keluarga dan standar kompetensi 2, mendeskripsikan lingkungan rumah
dari silabus IPS kelas I tahun ajaran 2012/2012 Kabupaten Mojokerto.
B.
Hasil
Belajar
Setiap
proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan hasil belajar. Di
dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang
peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan
keberhasilan peserta didik yang dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor
intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di
sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar
yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam
mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses
belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit
diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
Menurut
Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan
tingkah laku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari
suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai
tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil
belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan
biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang
diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran
pada satu pokok bahasan.
C. Hubungan
Media Gambar Dengan Hasil Belajar Siswa
Media
foto termasuk salah satu media grafis yang termasuk media visual. Selain
sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah
salah satunya adalah foto. Media foto adalah “segala sesuatu yang diwujudkan
secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran”.
Pengertian lainnya media foto adalah gambar tetap dua dimensi yang yang
merupakan hasil dari teknologi camera yang menyerupai bentuk aslinya serta
melukiskan pikiran yang menerjemahkan konsep menjadi lebih realistik. Jika media gambar disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan
pembelajaran, maka media gambar dapat dijadikan “teman yang baik” dalam belajar
sehingga dapat menjadi sumber ilmu.
Hasil
belajar merupakan hal yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi
yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil
belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar.
Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dari
uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya media gambar foto
sebagai pendukung dalam kegiatan belajar mengajar maka hasil-hasil belajar
menjadi optimal. Makin tepat media pembelajaran yang diterapkan, akan makin
berhasil pula pembelajaran itu. Hal ini akan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
No comments:
Post a Comment